Welcome to My Blog

HAPPY READING AND ENJOY THE STORIES

Kamis, 11 November 2021

BIRU

 

“Biru,” suaraku mengecek kehadiran murid hari itu.

“Tidak hadir,Bu,” jawab Rifka Si Ketua Kelas.

Aku menghela napas.

Kesal.

Biru tak pernah hadir saat jam pelajaran Bahasa Inggris. Apa aku begitu menakutkan sehingga ia tak berani mengikuti kelasku? Batinku.

Biru adalah satu-satunya murid yang belum pernah kulihat wajahnya. Padahal sudah sebulan kegiatan tatap muka terbatas dilakukan sekolah. Anehnya, Biru aktif hadir pada jadwal mata pelajaran lain.Bu Sri, Sang Wali Kelas pun sudah melakukan pendekatan. Hasilnya? Biru hanya diam membisu.

Ini tidak bisa dibiarkan.

Aku harus menemui Biru. Menanyakan ada apa dengannya. Harus!!

Dua hari lagi jadwal sesi di mana Biru akan hadir ke sekolah. Aku berencana memanggil dan mengajaknya bicara. Berdua saja. Jika kali ini tidak membuahkan perubahan positif, terpaksa kuminta Bu Sri memanggil orangtuanya.

Pagi itu, gerimis membasahi halaman sekolah. Jilbab merah hati yang kupakai pun sedikit lembab. Kukibas bulir-bulir air yang menempel. Suasana lengang begitu terasa karena seluruh siswa sedang melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

Kulirik jam tangan menunjukkan pukul 9.30. Berarti sudah masuk jam pelajaran ke lima.

Kulangkahkan kaki menuju kelas 7 F yang pagi itu sedang belajar IPA bersama Bu Sri.

“Tok! Tok!”

“Oh, Bu Fitria. Ada apa,Bu?” suara lembut Bu Sri menyapaku yang berdiri di depan pintu kelas.

“Bisakah saya bertemu dengan Biru Angkasa?”

“Bisa,Bu. Biru, ikut Bu Fitria sebentar,ya,” pinta Bu Sri padanya.

Seorang anak lelaki dengan tubuh kecil itu berjalan sambil menunduk ke arahku.

“Oh,ini yang namanya Biru? Ikut Ibu ke ruangan sebentar ya,Nak,’ pintaku.

Setelah mengucapkan terima kasih kepada Bu Sri aku berjalan menuju ruang guru. Biru berjalan mengekoriku. Tanpa suara.

“Biru, duduk dulu.”

Ia masih membisu. Menggeserkan bangku yang sengaja kuletakkan berhadapan.

Aku mengajaknya berbincang. Menanyakan kabarnya. Kabar orangtuanya dan apa saja yang ia lakukan Ketika di rumah. Hingga pertanyaan itu kuucapkan, “Biru, kok nggak pernah masuk saat pelajaran Bahasa Inggris?”

Ia menatapku sejenak.

“Saya…saya…tidak punya buku paket Bahasa Inggris,Bu. Saya tidak bisa Bahasa Inggris.Saya...saya... takut dimarahi Ibu,” jawabnya terbata.

“Oh, begitu. Padahal Ibu nggak galak loh,” timpalku. “Ya sudah, Biru kan sudah banyak ketinggalan materi nih. Nah, Ibu mau bantu Biru mengejar ketertinggalan. Mau nggak?”

Ia mengangguk cepat. Kulihat binar di mata beningnya kali ini.

Akupun menyalakan laptop dan berselancar dengan browser. Kuketik belajar.kemdikbud.go.id pada laman pencarian. Tak perlu menunggu lama, muncullah tampilan Rumah Belajar, portal pembelajaran yang selama ini banyak kugunakan saat mengajar terutama saat pembelajaran daring beberapa waktu lalu.

“Biru, ini namanya Rumah Belajar. Ada banyak fitur yang bisa digunakan untuk membantu kamu belajar,” akupun dengan lancar membimbingnya mencari materi pada Sumber Belajar dan melakukan latihan soal pada Bank Soal.

Ia terlihat sangat bersemangat. Tanpa terasa waktu bergulir dan jam dinding sudah menunjukkan pukul 11. Bel sekolah tanda berakhirnya pelajaran juga sudah dibunyikan.Aku berpesan agar nanti ia menemuiku lagi.

Biru berjanji akan kembali mendatangiku esok hari untuk belajar bersama Rumah Belajar. Siang itu ia melangkah dengan bersemangat saat keluar dari ruang guru dengan sepasang sepatu hitamnya yang kusam.

Ada bulir bening yang mengalir di pipiku kali ini.

Biru.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perjalananku Menjadi Duta Rumah Belajar 2021

Hallo, Sahabat Rumah Belajar! Bunga mawar bunga melati Tumbuh indah di kebun Sang Putri Satu tahun telah terlewati Kini saatnya merefleksi d...